ABU ABDULLAH SOFYAN BIN SA’ID ATS TSAURI
OLEH : AL HABIB ABDULLOH BIN LUKMAN AL ATTOS
OLEH : AL HABIB ABDULLOH BIN LUKMAN AL ATTOS
Pengajar di Majelis Taklim dan Ratib Badrudduja
Abu Abdullah Sofyan nama
lengkapnya Abu Abdullah Sofyan Bin Sa’id Ats Tsauri, beliau dilahirkan dikufah Irak
pada tahun 97 Hijriyah/715 Masehi. Awalnya ia berguru untuk belajar dengan
ayahnya, selanjutnya beliau belajar pada orang-orang pandai para ulama yang
terkenal pada masanya. Sehingga Abu Abdullah Sofyan mencapai keahlian yang
tinggi dalam bidang hadist dan ilmu tajwid.
Habib Abdullah Bin Lukman Al attas |
Kesalehan Abu Sofyan sudah tampak
sejak ia berada dalam kandungan ibundanya, suatu hari ibundanya sedang berada diatas loteng rumahnya, Ibunya
mengambil beberapa asinan yang dijemur tetangganya diatas dan memakannya.
Tiba-tiba jabang bayi Abu Sofyan yang masih berada dalam kandungan ibunya itu menyepak
ibunya sedemikian kerasnya, sehingga ibunya mengira ia keguguran, “seakan-akan
ia tidak menerima makanan yang tidak dirihdoi Allah SWT “.
Pada satu saat Abu Sofyan pernah
menentang pejabat-pejabat pemerintahan yang berkuasa saat itu, sehingga beliau terpaksa harus
menggungsi untuk menyembunyikan diri di kota Suci Makkah. Dalam pelariannya
tersebut beliau menyendiri untuk lebih mendalami ibadah kepada Allah SWT sedemikian
tekun dan kerasnya, hingga para sufi menyebutnya sebagai seorang manusia suci.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari penguasa
atau kholifah pada masa itu ketika sholat didepan Abu Sofyan memutar-mutar
kumisnya, ketika sohlat tersebut selesai Abu Sofyan berujar kepada sang
Kholifah “ wahai Kholifah engkau tidak
pantas melakukan sholat seperti itu.. kelak di padang mahsyar nanti sholatmu
akan dilemparkan kemukamu .. seperti sehelai kain lap yang kotor “ kemudian
sang kholifah itu berkata “ Bicara lah
yang sopan ! “ tegur kholifah. Kemudian Abu sofyan berkata “ wahai
kholifah.. jika aku enggan dan lalai melakukan tanggung jawabku .. semoga air
kencingku berubah menjadi darah.. ” jawab Abu Sofyan dengan tenang.
Mendengar perkataan Abu Sofyan tersebut
sang kholifah menjadi sangat marah dan murka, lalu memerintahkan agar
abu Sofyan ditangkap dan dihukum gantung, ”
agar kelak dikemudian hari tidak ada yang berani menentang dan melawan terhadapku “ Umpat sang kholifah.
Maka ditangkaplah Abu sofyan oleh
para tentara kholifah untuk dijebloskan kepenjara. Singkat cerita suatu hari
saat Abu sofyan sedang tertidur lelap
didalam penjara, para penjaga penjara telah mempersiapkan tiang gantungan.
Didalam satu ruangan penjara tersebut ada dua orang sufi yang juga sama-sama
dipenjara disel yang sama dengan beliau. Kedua orang sufi tersebut mengetahui
bahwa tiang gantungan untuk menggantung Abu sofyan sedang disiapkan, keduanya
berbincang bincang salah satunya berkata kepada yang lainnya,
“ Hendaknya janganlah Abu Sofyan sampai mengetahui bahwa tiang untuk menggantung beliau sedang dipersiapkan “ tetapi sesaat itu juga tiba-tiba Abu Sofyan terjaga , dari tidurnya kemudian beliau berkata “
Apakah yang sedang terjadi wahai saudaraku? “ kemudian kedua orang sufi tersebut
terpaksa menjelaskannya dengan hati yang sangat sedih sekali.
“ Hendaknya janganlah Abu Sofyan sampai mengetahui bahwa tiang untuk menggantung beliau sedang dipersiapkan “ tetapi sesaat itu juga tiba-tiba Abu Sofyan terjaga , dari tidurnya kemudian beliau berkata “
Apakah yang sedang terjadi wahai saudaraku? “ kemudian kedua orang sufi tersebut
terpaksa menjelaskannya dengan hati yang sangat sedih sekali.
Kemudian Abu Sofyan berkata “ Aku tidak demikian mencintai kehidupan ini…
tetapi sebagai seorang insan harus melakukan kewajibannya selama ia berada
diatas dunia ini..” dengan air mata yang berlinang Abu Sofyan berdoa “ Ya
ALLAH.. sergaplah mereka yang zalim saat ini juga “ pada saat itu sang kholifah
sedang duduk diatas singgasananya dikelilingi oleh para mentri-mentrinya,
tiba-tiba dengan suara menggelegar dahsyat dan sangat keras. Langit yang
awalknya cerah berubah gelap seketika itu juga.
Petir menyambar singgasana sang raja dan para mentrinya, seketika itu
juga tanpa ampun tubuh sang kholifah beserta para menti-mentri dan pembantunya
hancur berkeping-keping lenyap disambar petir bagai hilang bagai ditelan bumi.
Seisi kerajaan dibuat takjub dan takut dengan kekuasan dan kekuatan yang Maha
perkasa Allah SWT. Dari dalam balik
penjara kedua orang sufi yang menemani Abu Sofyan didalam penjara itu berkata “
Benar-benar doa yang diterima dengan seketika.. Subhanallah “
Abu sofyan Ibnu Said At Tsauri
adalah seorang alim ulama yang giat bekerja, beliau menduduki puncak tingkatan
dalam bidang ilmu dan ketaqwaan. Hadist nabawi memancarkan keharuman
disekelilingnya, menyinarkan cahaya yang mengisi pada zamannya dan menentramkan
kehidupannya. Beeliau dibesarkan disebuah rumah yang dinaungi oleh kebesarn dan
keluhuran ilmu.
Ayahnda Abu Sofyan adalah seorang ulama hadist yang memberikan
kehidupannya untuk mengabdi kepada Rasullah, ia hanya ingin memperoleh
kedudukan disisi Allah SWT, bukan kedudukan dimata manusia. Dan ia ingin
mencapai derajat yang tinggi di surga, bukan pangkat yang tinggi didunia.
Ibunda Abu Sofyan serorang wanita yang mulia yang sangat menghargai ilmu,
Ibunda Abu Sofyan selalu berharap agar anaknya menjadi seorang ulama yang dapat memimpin masyarakat dizamannya dalam menuntun ilmu meski ia harus membiayainya dengan segala yang dimilikinya.
Ibunda Abu Sofyan selalu berharap agar anaknya menjadi seorang ulama yang dapat memimpin masyarakat dizamannya dalam menuntun ilmu meski ia harus membiayainya dengan segala yang dimilikinya.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar